Selasa, 16 Juli 2013

Ternyata Bayi Memiliki Simpati Lebih Besar dari pada Orang Dewasa

Bayi saling bersalaman.

Tim peneliti dari Kyoto University di Jepang belum lama ini melakukan percobaan untuk mengetahui respon bayi ketika ditampilkan video animasi beradegan kekerasan (bullying). Selama percobaan berlangsung, sebagian besar bayi menunjukkan perhatian lebih kepada korban kekerasan dalam gambar.


Mereka melakukan uji coba terhadap 20 bayi yang masing-masing berusia 10 bulan untuk melihat tayangan animasi yang mengandung konten kekerasan. Setelah selesai, bayi kemudian diminta untuk memilih antara dua gambar, yang terdiri dari gambar korban dan pelaku kekerasan.

Hasilnya cukup mengejutkan, di mana 16 bayi diantaranya memilih gambar korban. Hal ini menunjukkan bayi memiliki naluri yang kuat untuk lebih bersimpati kepada pihak yang diintimidasi atau korban kekerasan.

Dilansir RocketNews24, tim peneliti menafsirkan bahwa bayi memiliki kecenderungan yang kuat untuk dapat bersimpati dengan orang yang mengalami kesakitan atau bersedih. Sebagai pembanding, mereka juga menunjukkan video animasi dan foto yang sama kepada orang dewasa, namun hasilnya berbanding terbalik dengan respon bayi.

Rupanya, seiring dengan bertambahnya usia dan telah mencapai kematangan diri serta emosional seseorang justru semakin membuatnya memiliki penurunan rasa simpatik.


“Hasil ini menunjukkan bahwa pada dasarnya manusia itu memiliki sifat kebaikan semenjak kecil. Akan tetapi, penentu apakah sifat itu akan dominan atau justru sebaliknya itu banyak ditentukan pada kematangan emosi dan lingkungannya,” ujar ketua peneliti, Profesor Yasuhiro Kanokogi.

Tidak ada komentar: