Minggu, 09 Desember 2012

Waspada Preeklampsia pada Ibu Hamil


Wanita hamil rentan mengalami preeklampsia atau toxemia kehamilan. Biasanya, ibu hamil akan mengalami masalah pada peredaran darah dan masalah kesehatan lainnya. Belum diketahui penyebab pasti dari preeklampsia, jadi Anda patut waspada. 

Preeklampsia umumnya terjadi setelah pekan ke-20 pada masa kehamilan. Preeklampsia dapat berkembang secara bertahap atau tiba-tiba dan bisa tetap ringan, atau menjadi parah.

Jika tidak diobati, preeklampsia dapat merusak hati atau ginjal ibu dan dapat menyebabkan kejang (eklampsia). Meskipun jarang terjadi, dalam beberapa kasus bisa menyebabkan kematian ibu dan janin, demikian yang dilansir Everydayhealth.

Tanda-tanda preeklampsia umumnya meliputi:

- Tekanan darah tinggi (140/90 atau lebih tinggi)
- Masalah penglihatan
- Nyeri pada perut bagian kanan atas
- Asam urat tinggi dan atau protein dalam urin (proteinurina) juga tinggi
- Pembengkakan pada kaki, tangan, dan wajah. Ini umum dialami wanita hamil, namun bila diikuti gejala seperti yang disebutkan di atas, bisa jadi ini merupakan preeklampsia.

Melahirkan adalah satu-satunya cara mengobati preeklampsia. Ini juga harus diimbangi dengan seberapa aman masa kehamilan dan janin. Dalam beberapa hari pasca-melahirkan, umumnya tekanan darah ibu akan kembali normal. Namun pada preeklampsia berat, diperlukan setidaknya enam pekan agar tekanan darah kembali normal.