Para ilmuwan menemukan bahwa asparagus
bisa menjadi senjata melawan diabetes. Menurut mereka, mengkonsumsi asparagus
secara regular bisa menjaga level gula darah dan meningkatkan produksi
insulin—hormon yang membantu menyerap glukosa.
Di Inggris, konsumsi
asparagus meningkat akhir-akhir ini, dan mencapai rekor baru sebanyak 8.000 ton per
tahun. Selain rasanya enak, kini, asparagus ternyata diketahui mempunyai peran
vital dalam melawan krisis diabetes yang dialami penduduk Inggris. Untuk melihat
manfaat asparagus dalam kasus diabetes, ilmuwan dari University of Karachi di Pakistan
menyuntik tikus dengan bahan kimia untuk memberikan status diabetes, dengan kadar
insulin rendah dan kandungan gula dalam darah. Separuh dari tikus tersebut diobati
dengan ekstrak asparagus, sementara yang lainnya diberi obat antidiabetes
glibenclamide . Tikus-tikus ini diberi ekstrak asparagus dalam dosis kecil setiap
hari selama 28 hari. Dilakukan juga tes darah untuk mengecek perubahan diabetes
mereka. Hasilnya, seperti dipublikasikan The British Journal of Nutrition
yang dikutip Daily Mail, 21 November 2012, menunjukkan bahwa level rendah asparagus
bisa menekan kadar gula dalam darah, tetapi tidak meningkatkan produksi insulin. Hanya
ekstrak kadar tinggi yang memberikan efek signifikan pada produksi insulin oleh
pankreas--organ yang melepaskan hormon tersebut ke dalam sistem
peredaran darah.
Penelitian sebelumnya, yang dipublikasikan
di British Medical Journal 2006, menunjukkan bahwa asparagus memicu kenaikan 81
persen glukosa oleh otot dan jaringan tubuh. Dalam laporan hasil temuan mereka,
ilmuwan dari University of Karachi mengungkapkan, "Studi ini menunjukkan
bahwa ekstrak asparagus mempunyai efek antidiabetes." Diabetes tipe
2, yang jumlahnya mencapai 90 persen dari kasus diabetes yang ada, adalah masalah
kesehatan yang menjadi isu penting saat ini di Inggris. Menurut data dari
lembaga Diabetes UK, jumlah penderita diabetes terus meningkat. Pada 2025, jumlahnya
sekitar 2,5 juta hingga empat juta orang, dan naik mencapai lima juta orang
pada 2030. Saat ini, sudah lebih dari satu juta orang yang terkena diabetes di
Inggris dan mereka tidak menyadari bahaya di balik angka tersebut. Hal
ini, kemungkinan, disebabkan mereka tidak mengenali gejala seperti mudah lelah,
sering haus, sering kencing, sariawan, dan luka yang sulit sembuh. Jika
dibiarkan, diabetes tipe 2 ini bias meningkatkan risiko serangan jantung, kebutaan, dan
amputasi. Namun, jika dokter bisa mengenalinya lebih awal, diabetes bisa
dikontrol dengan makanan dan obat-obatan. Di masa lalu, diabetes dikenal sebagai penyakit usia
tua karena cenderung menyerang orang berusia pertengahan dan lansia. Namun, saat ini,
dokter sudah menemukan banyak remaja dan orang berusia 20-an yang juga
terkena diabetes. Salah satu penyebab meningkatnya risiko adalah makanan berlemak dan
gaya hidup yang equal kurang sehat.
Sumber: DAILY MAIL