Sabtu, 20 Oktober 2012

Benarkah Gula Jagung lebih baik daripada Gula Tebu?

Membatasi konsumsi gula karena takut diabetes sudah menjadi pemahaman umum di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, sebagian orang mencoba mengatasinya dengan mengganti jenis gula yang digunakan. Paradigma gula pasir atau gula tebu sebagai sumber pemanis tinggi kalori pun kemudian bergeser pada gula jagung yang dianggap lebih rendah kalori.
Produk bebas gula awalnya memang lebih populer di kalangan penderita diabetes untuk menjaga kadar gula darah tetap normal. Tapi sekarang, banyak orang yang mulai membatasi konsumsi gula. Tujuannya, untuk mencegah diabetes, mengontrol asupan kalori, serta menjaga agar badan tetap ideal. “Ya benar, pada orang yang diet rendah gula maupun sedang diet untuk menurunkan berat badan, konsumsi gula jagung rendah kalori tentunya lebih baik daripada gula pasir biasa, karena kalorinya jauh lebih rendah,” ungkap Astri Kurniati, S.T, MAppSc, Manager of Nutrition and Health Science Department dari Nutrifood Research Center, dalam surat elektronik yang dikirimkan secara eksklusif kepada Okezone, belum lama ini.
Astri bahkan meyakinkan bahwa gula jagung rendah kalori aman untuk dikonsumsi tiap hari, sehingga Anda tak perlu takut mengalami diabetes ataupun obesitas.

Namun, lanjut Astri, perlu diperjelas bahwa yang dimaksud dengan gula jagung di sini adalah gula rendah kalori yang diformulasikan dari pemanis rendah kalori dan sorbitol dari jagung. “Kadang masyarakat mengartikan High Fructose Corn Syrup (HFCS) sebagai gula jagung, padahal gula jagung yang rendah kalori berbeda dengan HFCS ini. HFCS justru mengandung kalori yang tinggi,” tutupnya.

Sumber: okezone.com