Bayi saling bersalaman. |
Tim peneliti dari Kyoto University di Jepang belum lama ini melakukan percobaan
untuk mengetahui respon bayi ketika ditampilkan video animasi beradegan
kekerasan (bullying). Selama percobaan berlangsung, sebagian besar bayi
menunjukkan perhatian lebih kepada korban kekerasan dalam gambar.
Mereka melakukan uji coba terhadap 20 bayi yang
masing-masing berusia 10 bulan untuk melihat tayangan animasi yang mengandung
konten kekerasan. Setelah selesai, bayi kemudian diminta untuk memilih antara
dua gambar, yang terdiri dari gambar korban dan pelaku kekerasan.
Hasilnya cukup mengejutkan, di mana 16 bayi diantaranya
memilih gambar korban. Hal ini menunjukkan bayi memiliki naluri yang kuat untuk
lebih bersimpati kepada pihak yang diintimidasi atau korban kekerasan.
Dilansir RocketNews24, tim peneliti
menafsirkan bahwa bayi memiliki kecenderungan yang kuat untuk dapat bersimpati
dengan orang yang mengalami kesakitan atau bersedih. Sebagai pembanding, mereka
juga menunjukkan video animasi dan foto yang sama kepada orang dewasa, namun hasilnya
berbanding terbalik dengan respon bayi.
Rupanya, seiring dengan bertambahnya usia dan telah mencapai
kematangan diri serta emosional seseorang justru semakin membuatnya memiliki
penurunan rasa simpatik.
“Hasil
ini menunjukkan bahwa pada dasarnya manusia itu memiliki sifat kebaikan
semenjak kecil. Akan tetapi, penentu apakah sifat itu akan dominan atau justru
sebaliknya itu banyak ditentukan pada kematangan emosi dan lingkungannya,” ujar ketua peneliti, Profesor
Yasuhiro Kanokogi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar