Kacang-kacangan. |
Terkadang mengubah pola makan yang rumit dengan melakukan perubahan
kecil bisa melahirkan manfaat kesehatan yang signifikan. Karenanya, jangan ragu
mengubah pola makan Anda demi kesehatan jangka panjang.
Hal ini seperti yang diungkapkan pada studi di JAMA Internal
Medicine yang menghubungkan minyak zaitun dan kacang-kacangan untuk
meningkatkan kelangsungan hidup dari pasien kanker prostat.
Dalam penelitian, para peneliti memelajari asupan lemak dari
4.500 pria yang telah didiagnosis dengan kanker prostat non-metastatik (kanker
yang masih terbatas pada kelenjar prostat dan belum menyebar ke tempat lain di
dalam tubuh). Ternyata pria yang menggantikan 10 persen total kalori hariannya
dari karbohidrat ( seperti nasi dan roti) dengan lemak nabati (minyak zaitun
dan minyak nabati) setelah didiagnosis kanker, memiliki risiko 29% lebih rendah
terkena kanker prostat.
Selain itu, mereka yang mengganti 10% kalorinya dari
karbohidrat dengan lemak nabati tersebut, memiliki 26 % penurunan risiko
kematian rata-rata selama 8 tahun dari masa tindak lanjut. Bahkan dengan
menambahkan beberapa ons kacang sehari untuk diet mereka dikaitkan dengan 18%
risiko lebih rendah terkena kanker metastatik.
“Mengonsumsi
minyak zaitun dan kacang-kacangan meningkatkan antioksidan plasma dan
mengurangi insulin dan penanda inflamasi. Hal ini bisa menjadi signifikan,
karena tingginya tingkat insulin, kerusakan sel dan inflamasi semua bisa
memainkan peran dalam perkembangan kanker,” ujar penulis studi dari University of California, San
Fransisco.
Selain itu, temuan dari penelitian tersebut telah mengarah
kepada bukti beberapa manfaat kesehatan lainnya. Dengan mengurangi konsumsi
karbohidrat olahan dan mengganti makanan tinggi lemak jenuh dengan sumber lemak
nabati, termasuk minyak nabati, kacang-kacangan dan alpukat juga dapat
mengurangi risiko penyakit jantung.
“Kami
telah melihat beberapa yang paling meyakinkan bahwa mengikuti diet kaya akan
ikan, sayuran, kacang-kacangan dan buah-buahan secara signifikan dapat
mengurangi risiko kejadian kardiovaskular, seperti stroke,” tulis Johns Hopkins University
sebagaimana dikutip Npr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar