Anak Pemilih Makanan. |
Memiliki anak yang pemilih soal makanan
(picky eater) memang membuat sebagian ibu merasa khawatir. Pasalnya, si anak dapat
kekurangan asupan gizi karena terlalu memilah-milah makanan.
Berbicara mengenai anak memang tidak lepas
dari masalah tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak merupakan suatu proses
yang harus dilalui oleh setiap anak. Anak akan berkembang dengan baik jika
asupan gizi yang diterima terpenuhi.
Berbeda halnya, jika si anak mengalami
picky eater. Gizi yang diterima tidaklah terpenuhi karena terlalu memilah-milah
makanan.
Menurut dr Attilla Dewanti SpA (K) pada
talkshow-nya yang diselenggarakan di RSIA Brawijaya beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari okezone.com, picky
eater (pemilih makanan) adalah kelainan murni yang umumnya terjadi pada anak
berusia 6 bulan sampai di bawah enam tahun. Picky eater terjadi karena banyak
faktor. Tidak semua anak pemilih makanan itu sama.
Dokter Atilla menyebutkan, hal tersebut
bisa terjadi karena penyakit organik, salah persepsi orangtua mengenai jumlah
atau jenis makanan, hingga temperamen yang sulit. Selain itu, dr Atilla
menambahkan, picky eater bisa juga terjadi karena anak bermasalah pada
pengecapan, adanya disfungsi pada oral motorik, adanya penyakit akut atau
kronis, lingkungan, sensitif terhadap rasa kenyang, anak terlalu aktif,
ditelantarkan, bahkan karena trauma atau takut terhadap makanan tertentu.
Banyak alasan yang membuat si anak jadi
suka memilah-milah makanan. Bagi para orangtua, jika anaknya mengalami picky
eater, maka jangan memaksakan anak untuk makan ketika dia tidak mau makan.
“Itu akan memperparah keadaan, bahkan
psikologisnya juga akan terganggu,” kata Febria Indra Hastati SPsi MPsi
Psikolog CH Cat, psikolog anak RSIA Brawijaya.
Namun, bila dibiarkan, picky eater akan
memengaruhi pertumbuhan atau tumbuh kembang si anak. Termasuk kebutuhan energi
dan pola makan si anak. Anak-anak yang mengalami picky eater akan mengonsumsi
nutrisi lebih sedikit. Tidak cukup mengonsumsi vitamin C dan E, sedikit
mengonsumsi protein, kalori dan lemak, mengonsumsi lebih sedikit sayur, daging,
dan buah.
“Jika asupan gizinya tak terpenuhi, maka
tubuh anak akan lebih pendek dan berat badan kurang,” tambah dr Atilla.
Sebab, pemilih makanan mengarah kepada
nutrisi dan kurang gizi. Jadi, para orangtua dapat mengatasi kondisi tersebut
dengan membuat makanan yang menarik perhatian mereka. Dengan menyembunyikan
makanan yang tidak anak suka lewat kreativitas si ibu dalam menata makanan
untuk anak.
Febri menjelaskan, para orangtua juga bisa
memilih peralatan makan yang sesuai dengan anak atau memberinya peralatan makan
yang unik, mencari suasana berbeda dengan mengajak si anak piknik.
Juga, berikan contoh yang baik kepada anak.
Jangan hanya menyuruh, tetapi orang tua harus mencontohkannya. Adanya edukasi
dari orang tua juga dapat membentuk perilaku si kecil. Selain itu, jangan ragu
untuk berkonsultasi kepada dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar