Minggu 21 Oktober 2012 kemarin menandai hitungan mundur dua bulan sebelum isu "kiamat" Bangsa Maya, oleh mereka yang percaya, digembar-gemborkan terjadi 21 Desember mendatang.
Ramalan ini didasarkan dua teks kuno yang mengkonfirmasi akhir Kalender Hitung Panjang (Long Count) Maya akan jatuh pada musim dingin tahun ini, tepatnya 21 Desember 2012. Hari itu adalah hari terakhir dari bak'tun ke-13, atau 144.000 hari siklus kalender tersebut. Bangsa Maya kuno melihat akhir bak'tun 13 sebagai akhir siklus penciptaan.
Masih ada yang percaya hari penghakiman akan terjadi, meski ahli sejarah Maya telah mengatakan akhir kalender Long count seperti halnya yang terjadi tiap tanggal 31 Desember, pergantian tahun dan saatnya mengganti dengan kalender baru. Bukan pertanda kiamat. "Bukti baru menunjukkan, bak'tun ke-13 adalah peristiwa penting yang dirayakan oleh Bangsa Maya kuno, namun tak ada ramalan kiamat apapun yang dikaitkan dengan tanggal itu," kata Marcello Canuto, Direktur Tulane University Middle America Research Institute kepada LiveScience.
Memang tidak semua yang meyakini pentingnya hari itu percaya, bahwa ramalan Bangsa Maya berarti api dan batu panas yang membakar, atau musnahnya kehidupan di Bumi. Menurut John Hoopes, ahli sejarah Maya dari University of Kansas, mereka yakin hari itu adalah momentum transformasi spiritual. Sebelumnya, pada Jumat 28 September 2012 lalu, para arkeolog, antropolog, dan ahli lainnya mengadakan pertemuan di Merida, sebuah kota di selatan Meksiko. Khusus membahas implikasi kalender Bangsa Maya. Salah satunya arkeolog pemerintah Meksiko, Alfredo Barrera mengatakan Bangsa Maya memang mencoba membuat prediksi terkait kalender itu namun lebih pada peristiwa kekeringan atau wabah penyakit. "Bangsa Maya memang membuat ramalan, tetapi tidak dalam arti fatalistik, melainkan tentang peristiwa yang dalam konsepsi sejarah, bisa berulang di masa yang akan datang," kata Barrera, dari National Institute of Anthropology and History. Isu kiamat akan terjadi tahun ini sebelumnya juga dibantah Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Apalagi jika ramalan Bangsa Maya itu dikaitkan dengan fenomena langit. Apakah itu Planet Nibiru, kesejajaran planet, badai matahari, atau pergeseran kutub Bumi. "Apa yang istimewa dari tanggal 21 Desember 2012? Tak ada. Meski banyak orang menduga itu adalah akhir dunia," kata astronom NASA sekaligus manajer Program Objek Dekat Bumi di Laboratorium Jet Propulsion, Don Yeomans.
© VIVA.co.id
Ramalan ini didasarkan dua teks kuno yang mengkonfirmasi akhir Kalender Hitung Panjang (Long Count) Maya akan jatuh pada musim dingin tahun ini, tepatnya 21 Desember 2012. Hari itu adalah hari terakhir dari bak'tun ke-13, atau 144.000 hari siklus kalender tersebut. Bangsa Maya kuno melihat akhir bak'tun 13 sebagai akhir siklus penciptaan.
Masih ada yang percaya hari penghakiman akan terjadi, meski ahli sejarah Maya telah mengatakan akhir kalender Long count seperti halnya yang terjadi tiap tanggal 31 Desember, pergantian tahun dan saatnya mengganti dengan kalender baru. Bukan pertanda kiamat. "Bukti baru menunjukkan, bak'tun ke-13 adalah peristiwa penting yang dirayakan oleh Bangsa Maya kuno, namun tak ada ramalan kiamat apapun yang dikaitkan dengan tanggal itu," kata Marcello Canuto, Direktur Tulane University Middle America Research Institute kepada LiveScience.
Memang tidak semua yang meyakini pentingnya hari itu percaya, bahwa ramalan Bangsa Maya berarti api dan batu panas yang membakar, atau musnahnya kehidupan di Bumi. Menurut John Hoopes, ahli sejarah Maya dari University of Kansas, mereka yakin hari itu adalah momentum transformasi spiritual. Sebelumnya, pada Jumat 28 September 2012 lalu, para arkeolog, antropolog, dan ahli lainnya mengadakan pertemuan di Merida, sebuah kota di selatan Meksiko. Khusus membahas implikasi kalender Bangsa Maya. Salah satunya arkeolog pemerintah Meksiko, Alfredo Barrera mengatakan Bangsa Maya memang mencoba membuat prediksi terkait kalender itu namun lebih pada peristiwa kekeringan atau wabah penyakit. "Bangsa Maya memang membuat ramalan, tetapi tidak dalam arti fatalistik, melainkan tentang peristiwa yang dalam konsepsi sejarah, bisa berulang di masa yang akan datang," kata Barrera, dari National Institute of Anthropology and History. Isu kiamat akan terjadi tahun ini sebelumnya juga dibantah Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Apalagi jika ramalan Bangsa Maya itu dikaitkan dengan fenomena langit. Apakah itu Planet Nibiru, kesejajaran planet, badai matahari, atau pergeseran kutub Bumi. "Apa yang istimewa dari tanggal 21 Desember 2012? Tak ada. Meski banyak orang menduga itu adalah akhir dunia," kata astronom NASA sekaligus manajer Program Objek Dekat Bumi di Laboratorium Jet Propulsion, Don Yeomans.
© VIVA.co.id