Dalam kondisi normal, zat sisa dari proses kimia tubuh akan keluar dari ginjal bersama urin. Namun, urin sesekali menjadi jenuh oleh zat sisa. Produk sisa ini dapat mengkristal dan membentuk struktur mirip batu, dengan berbagai ukuran dalam ginjal. Inilah yang disebut batu ginjal.
Kekurangan zat-zat kimia yang biasanya menghentikan pembentukan kristal dapat menimbulkan batu ginjal, yang biasanya berawal sebagai pasir-pasir halus dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai ukuran batu, yang menimbulkan gangguan. “Batu ginjal atau batu saluran kemih adalah terbentuknya batu pada ginjal, serta saluran kemih yang akan menyebabkan pasien mengalami beberapa keluhan, seperti sakit pinggang dari ringan hingga kolik, nyeri pada BAK (buang air kecil), BAK bercampur darah, retensi urin hingga tidak keluarnya urine sama sekali,” tutur Dr. Edhi Hapsari Mulyoningtyas, SpU, Spesialis Bedah Saluran Kemih (Urology) Rumah Sakit Awal Bros Tangerang lewat e-mail yang diterima redaksi Okezone.
Diungkapkan dr. Edhi, dewasa ini gagal ginjal atau penyakit ginjal kronis semakin banyak menyerang pada usia muda 20-40 tahun. “Pemicunya adalah gaya hidup kalangan muda yang tidak sehat, serta maraknya makanan dan minuman olahan mengandung bahan kimia. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko gagal ginjal karena bahan-bahan kimia tersebut mengendap dalam tubuh sehingga merusak fungsi ginjal,” katanya. Namun jangan khawatir, batu ginjal bisa diatasi. Bahkan, pasien dapat sembuh tanpa operasi. “Benar, dengan menggunakan alat canggih ESWL, maka sebagian besar batu ginjal dan batu saluran kemih dapat dipecahkan tanpa operasi kecuali batu tersebut terlalu besar atau ada kelainan di saluran kencing. Dalam proses pemecahan batu saluran ureter biasanya menggunakan alat khusus lithoclast, tindakan ini diperlukan bius lokal,” jelas dr. Edhi. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) adalah terapi non-invasif (tanpa operasi/bedah) untuk penghancuran batu ginjal menggunakan terapi kejut (shock wave) yang ditransmisi dari luar tubuh. “ESWL dianjurkan pada batu ginjal dan batu saluran kemih yang masih terdapat pasase urine di distal batu/obstruksi parsial,” katanya. Diterangkan dr. Edhi, ESWL adalah terapi non-invasif untuk memecahkan batu ginjal, di mana terapi ini dapat berupa rawat jalan (one day care) dan tidak memerlukan tindakan pembiusan total. “Pada umumnya, selama tindakan akan merasa sedikit sakit. Sebelum dilakukan tindakan akan diberikan obat pengurang rasa sakit. Lamanya tindakan penembakan kurang lebih sekitar 60 menit,” bebernya. Tak hanya simpel, lanjut dr. Edhi, keberhasilan alat ESWL terkini dalam pemecahan batu ginjal, bahkan mempunyai keberhasilan tinggi. “Ya, tetapi tergantung jenis, ukuran, dan lokasi batu. Rata-rata berkisar antara 80-100 persen,” katanya. Ya, ESWL memang menjadi jawaban bagi penderita batu ginjal yang gelisah. Singkat, sederhana dan murah. Terapi untuk menghancurkan/memecahkan batu ginjal/batu saluran kemih ini berkisar Rp6 juta untuk sekali tindakan. “Pertama, konsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis urologi, setelah itu dokter akan menentukan pemeriksaan penunjang medis yang akan dijalani seperti pemeriksaan USG, Radiologi, dan Laboratorium,” tutup dr. Edhi.
Sumber: okezone.com
Kekurangan zat-zat kimia yang biasanya menghentikan pembentukan kristal dapat menimbulkan batu ginjal, yang biasanya berawal sebagai pasir-pasir halus dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai ukuran batu, yang menimbulkan gangguan. “Batu ginjal atau batu saluran kemih adalah terbentuknya batu pada ginjal, serta saluran kemih yang akan menyebabkan pasien mengalami beberapa keluhan, seperti sakit pinggang dari ringan hingga kolik, nyeri pada BAK (buang air kecil), BAK bercampur darah, retensi urin hingga tidak keluarnya urine sama sekali,” tutur Dr. Edhi Hapsari Mulyoningtyas, SpU, Spesialis Bedah Saluran Kemih (Urology) Rumah Sakit Awal Bros Tangerang lewat e-mail yang diterima redaksi Okezone.
Diungkapkan dr. Edhi, dewasa ini gagal ginjal atau penyakit ginjal kronis semakin banyak menyerang pada usia muda 20-40 tahun. “Pemicunya adalah gaya hidup kalangan muda yang tidak sehat, serta maraknya makanan dan minuman olahan mengandung bahan kimia. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko gagal ginjal karena bahan-bahan kimia tersebut mengendap dalam tubuh sehingga merusak fungsi ginjal,” katanya. Namun jangan khawatir, batu ginjal bisa diatasi. Bahkan, pasien dapat sembuh tanpa operasi. “Benar, dengan menggunakan alat canggih ESWL, maka sebagian besar batu ginjal dan batu saluran kemih dapat dipecahkan tanpa operasi kecuali batu tersebut terlalu besar atau ada kelainan di saluran kencing. Dalam proses pemecahan batu saluran ureter biasanya menggunakan alat khusus lithoclast, tindakan ini diperlukan bius lokal,” jelas dr. Edhi. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) adalah terapi non-invasif (tanpa operasi/bedah) untuk penghancuran batu ginjal menggunakan terapi kejut (shock wave) yang ditransmisi dari luar tubuh. “ESWL dianjurkan pada batu ginjal dan batu saluran kemih yang masih terdapat pasase urine di distal batu/obstruksi parsial,” katanya. Diterangkan dr. Edhi, ESWL adalah terapi non-invasif untuk memecahkan batu ginjal, di mana terapi ini dapat berupa rawat jalan (one day care) dan tidak memerlukan tindakan pembiusan total. “Pada umumnya, selama tindakan akan merasa sedikit sakit. Sebelum dilakukan tindakan akan diberikan obat pengurang rasa sakit. Lamanya tindakan penembakan kurang lebih sekitar 60 menit,” bebernya. Tak hanya simpel, lanjut dr. Edhi, keberhasilan alat ESWL terkini dalam pemecahan batu ginjal, bahkan mempunyai keberhasilan tinggi. “Ya, tetapi tergantung jenis, ukuran, dan lokasi batu. Rata-rata berkisar antara 80-100 persen,” katanya. Ya, ESWL memang menjadi jawaban bagi penderita batu ginjal yang gelisah. Singkat, sederhana dan murah. Terapi untuk menghancurkan/memecahkan batu ginjal/batu saluran kemih ini berkisar Rp6 juta untuk sekali tindakan. “Pertama, konsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis urologi, setelah itu dokter akan menentukan pemeriksaan penunjang medis yang akan dijalani seperti pemeriksaan USG, Radiologi, dan Laboratorium,” tutup dr. Edhi.
Sumber: okezone.com