Memberikan ASI eksklusif untuk bayi yang baru dilahirkan selama minimal
6 bulan adalah kewajiban para ibu sejak anaknya lahir. Para ibu disarankan tak
memberikan susu sapi untuk bayi sebelum 6 bulan.
Fem Guide
mengungkapkan susu sapi sangat sulit dicerna bayi berusia di bawah satu tahun.
Bahkan beberapa bayi mungkin memiliki alergi susu sapi. Ketidakmampuan bayi
mencerna kandungan laktosa dalam susu, dapat menyebabkan perut kembung, nyeri pada
perut dan diare. Laktosa bahkan dapat memasuki aliran darah melalui usus bayi
sehingga bayi mengalami gejala alergi, seperti ruam kasar di pipi dan sesak
napas.
Susu sapi
juga tidak memberikan cukup zat besi dan vitamin C untuk bayi seperti pada ASI.
Selain itu, susu sapi juga dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Anemia
Defisiensi Besi merupakan anemia yg disebabkan kurangnya zat besi untuk
sintesis hemoglobin. Pada balita, Anemia Defisiensi Besi akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan serta mempengaruhi fungsi tubuh secara
normal. Balita akan mudah terserang penyakit karena penurunan daya tahan tubuh.
Susu sapi
mungkin aman diberikan pada bayi setelah melewati usia satu tahun. Karena dia
akan mendapatkan keuntungan dari kandungan kalsium yang berlimpah dari susu
sapi. Kandungan kalsium yang terdapat di susu juga sangat baik untuk kesehatan
tulang dan gigi, karena susu sapi
diperkaya dengan Vitamin D. Vitamin D membantu penyerapan kalsium pada
tubuh dan juga membantu pertumbuhan tulang. Ini adalah sumber protein dan
karbohidrat yang dapat membantu anak Anda tumbuh sehat.
Di
Indonesia, Pemerintah telah menetapkan peraturan mengenai pemberian Air Susu
Ibu (ASI) secara eksklusif selama minimal 6 bulan yang tercantum pada pasal 6
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 33/2012 yang ditetapkan pada 1 Maret 2012.
Peraturan tersebut dibuat agar para ibu tidak memberikan susu sapi untuk
bayinya yang belum genap berumur lebih dari 6 bulan atau satu tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar