Orang sedang sakit kepala. |
Migren merupakan salah satu pengalaman paling nyeri dan melemahkan serta dapat menghalangi kehidupan normal selama sakit kepala itu berlangsung.
Siapapun dapat terserang migren, terlepas dari usia, ras, kecerdasan, atau pekerjaan. Setidaknya, 10 persen manusia rentan terserang migren.
“Ada cukup banyak bukti bahwa migren dan kondisi-kondisi terkait, misalnya asma, hay fever, alergi, dan eksim, diturunkan dalam keluarga. Delapan dari 10 penderita memiliki kerabat dekat yang juga menderita migren,” tutur Dr. Miriam Stoppard dalam bukunya yang berjudul Parenting Guide.
Sebagai antisipasi, kata dokter ahli parenting asal Inggris ini, Anda harus mencoba mewaspadai dan menghindari sebisa mungkin pemicu migren. Anda akan mampu menyadari tanda peringatan dan mengontrol serangan migren dengan lebih baik. Anda seringkali bisa menggagalkan serangan migren dengan segera meminum obat jika merasakan aura serangan, dan sakit kepala itu mungkin tidak akan muncul lagi.
Jika serangan terlanjur terjadi, cobalah menanganinya secepat mungkin dengan pereda nyeri seperti parasetamol, bentuk terlarut jika mungkin.
Ada banyak faktor yang diketahui memicu migren. Anda harus mengenali faktor mana yang memengaruhi. “Menghindari faktor ini dapat membantu mengurangi frekuensi dan keparahan serangan migren,” kata Dr. Miriam.
Faktor apa sajakah itu? Berikut ini penjabarannya.
- Buat catatan harian selama beberapa pekan untuk menemukan faktor pemicu.
- Hindari makanan apapun yang ternyata menyebabkan serangan. Makanan yang sering memicu migren antara lain wine merah, keju (terutama keju peram tua), dan cokelat.
- Makanlah secara teratur. Sebab, melewatkan waktu makan dapat memicu serangan
- Tidurlah dengan pola teratur jika mungkin, sebab pola tidur yang berubah juga dapat memicu serangan.
- Jika stres merupakan pemicu, cobalah untuk latihan relaksasi