Anak sedang telpon. |
Banyak orang bilang, Kita tak bakal mengerti cinta yang
sesungguhnya sampai kita memiliki seorang anak. Tapi tak mungkin juga rasanya,
jika calon orang tua tak mempersiapkan dengan baik kehadiran anaknya. Kolumnis
sheknows.com Elizabeth Mitchell menjelaskan sejumlah hal yang mesti
diperhatikan sebelum pasangan suami-istri memiliki anak. Berikut penjelasannya:
1. Tentukan tujuan jangka panjang
Analis keuangan dari perceraian, Sandy
Arons, mengatakan, tak pernah ada momen atau waktu yang benar-benar tepat untuk
dua orang menikah, maupun memiliki anak. Yang terpenting, kata Arons, adalah
bagaimana merencanakannya dengan baik. Sebelum memiliki anak, pikirkan dengan
baik tujuan jangka panjang Anda dengan pasangan. Jangan sampai suatu ketika
Anda menyalahkan anak Anda karena ada satu tujuan hidup yang tak tercapai.
2. Menyamakan visi dengan pasangan
Coba tanyakan dulu pada pasangan Anda,
apakah dia saat ini sudah ada tabungan yang cukup untuk membesarkan anak.
Tanyai pula diri Anda sendiri, apakah 1-3 tahun ke depan masih berhasrat naik
jabatan, atau rela melepasnya jika suatu ketika memiliki anak. Negosiasi Anda
dengan pasangan penting, karena calon anak Anda memerlukan perhatian soal
kesejahteraan.
3. Tidak mempermasalahkan jenis kelamin
Anda tentu sering mendengar calon orangtua
yang mengatakan mereka tak mempersoalkan jenis kelamin anaknya kelak, kan?
Menurut Arons, tidak mementingkan jenis kelamin si bayi adalah salah satu
sinyal seseorang sudah siap memiliki anak.
4. Memperhatikan jam biologis
Jam biologis di sini adalah kesiapan
seseorang secara mental untuk menerima kehadiran anak pertama, maupun anak
berikutnya. Mengapa penting, karena jam biologis berpengaruh terhadap kemampuan
orang tua dalam mengasuh dan membesarkan anak. Jangan sampai, kata Arons, Anda
tidak siap karena hamil di usia 45 tahun.
5. Pastikan hubungan Anda sudah siap
menerima kehadiran bayi
Jangan lupakan fakta bahwa kehadiran bayi,
selain membuat pasangan baru lebih bahagia, juga bisa memicu cekcok. Apalagi
jika sejak awal si perempuan dengan pasangannya tidak kompak membesarkan anak
mereka bersama-sama. Jangan pula menjadikan kehadiran bayi sebagai cara
memperbaiki hubungan Anda dengan suami.
6. Alasan Anda memiliki anak tepat
Motivasi orang memiliki anak beragam. Ada
yang memang benar-benar menginginkannya, ingin memberi adik untuk putra pertama
mereka, atau ada pula yang merasa tertekan oleh desakan lingkungan. Alasan
terakhir dinilai tak layak Anda jadikan pegangan, karena akan membuat Anda
seolah terobsesi pada bayi, bukan sungguh-sungguh menginginkannya.
Terus Support "Save Our Earth and Life", dengan download, baca, terapkan, dan sebarkan artikel berikut ini:
e-book Global Warming (Absolutely FREE, secure & tested).
Terus Support "Save Our Earth and Life", dengan download, baca, terapkan, dan sebarkan artikel berikut ini:
e-book Global Warming (Absolutely FREE, secure & tested).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar