Deskripsi "shutdown" Amerika Serikat. |
Seperti dirangkum dari BBC, Bloomberg, CNN, sudah hampir sepekan kegiatan operasional di sejumlah kantor
milik pemerintah Amerika Serikat (AS) lumpuh. Istilah yang belakangan ini sering disebut dikenal dengan nama "shutdown"
tersebut adalah buntut pertikaian antara dua kubu partai yakni Demokrat dan
Republik.
Permasalahan muncul kala Partai Republik menolak rancangan
anggaran yang diajukan oleh pemerintahan Barack Obama (Partai Demokrat) dan
baru akan menyepakati jika reformasi kesehatan yang digagas Presiden Obama
(Obamacare) ditunda.
Saking alotnya dan tak ada yang mengalah, penutupan kantor
pemerintahan tak terelakkan lagi.
Obama sudah memperingatkan bahwa 'shutdown' tersebut akan
berdampak ekonomi langsung pada rakyat dan menempatkan ekonomi Amerika yang
masih rapuh ke risiko yang lebih tinggi.
- Fakta shutdown dan mengapa terjadi?
Istilah shutdown kembali mencuat di masa Obama untuk
menyebut penutupan sejumlah kantor pemerintah karena ketiadaan dana.
Shutdown terakhir terjadi selama 21 hari di bawah
pemerintahan Presiden Bill Clinton pada 1995 dan merugikan perekonomian AS
lebih dari US$1 miliar.
Paman Sam sudah melakukan penutupan kantor pemerintah 18
kali dalam 30 tahun terakhir.
Kini, shutdown dilakukan pada 1 Oktober 2013 yang merupakan
akhir dari tahun fiskal AS. Peristiwa ini merupakan yang pertama sejak 1996.
Ini adalah buntut perdebatan politik antara Partai Republik
yang menguasai Dewan Perwakilan Rakyat (House of Representative) dan Demokrat
yang menguasai Senat-di mana posisinya lebih tinggi dari DPR.
Karena perbedaan pendapat antar dua majelis atas pengeluaran
pemerintah federal, Kongres AS gagal melewati anggaran sebelum tahun fiskal
yang berakhir pada 30 September.
Sejak pemilihan Presiden Obama, dua partai tidak pernah
meraih resolusi mengenai anggaran yang diperpanjang selama beberapa bulan.
Isu kunci kali ini adalah program reformasi pelayanan
kesehatan Obama. Partai Republik - yang menguasai DPR- meminta penghapusan
anggaran untuk Obamacare atau menunda. Langkah itu kemudian ditolak oleh Senat
(yang dikuasai oleh Partai Demokrat).
Batas waktu tengah malam lewat (30/9), dan RUU anggaran
masih belum disepakati oleh dua majelis. AS melakukan penutupan sebagian
kantor-kantor pemerintah untuk pertama kali dalam 17 tahun.
- Siapa yang terkena dampak?
Sepuluh menit sebelum tengah malam 30 September, kantor
anggaran Gedung Putih mengeluarkan perintah kepada kantor-kantor pemerintah
untuk mulai melakukan penutupan. Tak hanya itu, seluruh pegawai di kantor yang
ditutup dipaksa cuti tanpa menerima gaji.
Langkah ini berlaku untuk semua orang yang bukan merupakan
staf utama pemerintah. Jumlah pegawai yang terkena dampak mencapai 700.000 dari
total pegawai federal sebanyak 2,1 orang..
Taman-taman nasional, museum, gedung federal serta pelayanan
umum bahkan NASA pun ditutup.
Dampak lain yang sangat dikhawatirkan adalah pembayaran
pensiun dan tunjangan veteran juga kemungkinan tertunda.
Pengawas lalu lintas udara, personel militer aktif, penjaga
perbatasan diminta untuk tetap datang, namun paspor baru tidak akan dikeluarkan.
Kantor-kantor pajak juga akan ditutup. Sebagian karyawan
Gedung Putih kemungkinan juga dirumahkan. Tapi, guru, petugas pemadam kebakaran
dan para dokter tetap akan digaji karena mereka dibayar oleh negara bukan
pemerintah federal.
- Seberapa besar kemungkinan dampak ekonomi?
Obama memperingatkan dampak penutupan kantor pemerintah akan
dirasakan langsung oleh rakyat.
Dampak penutupan kantor-kantor pemerintah AS ini tergantung
dari langkah Kongres dalam mencoba mencapai kesepakatan, yang mungkin dapat
memakan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu.
Bila Demokrat dan Republik meraih kesepakatan anggaran dalam
waktu satu atau dua hari, dampak negatif pemulihan ekonomi AS mungkin akan
terbatas.
Menurut perkiraan perusahaan penelitian pemasaran global,
IHS, kerugian akibat shutdown ini mencapai US$300 juta per hari, tidak terlalu
besar bila dibandingkan dengan penghasilan tahunan yang mencapai 52.000 kali
lebih besar dari angka itu.
Namun dampak pada kehidupan sehari-hari mungkin akan cepat
terasa bila langkah penutupan kantor pemerintah ini mempengaruhi kepercayaan
konsumen, khususnya karena ratusan ribu pegawai negeri harus dirumahkan.
Dampaknya juga akan terasa pada sektor wisata karena
kesulitan dalam memperbarui paspor serta surat izin mengemudi. Karena itu,
sektor transportasi dan perjalanan kemungkinan juga terkena.
Penutupan ini juga jelas akan mempengaruhi para pegawai
negeri yang harus menarik tabungan untuk membayar kredit rumah sampai cuti
tanpa tanggungan berakhir.
Banyak kalangan yang mengkhawatirkan bila penutupan kantor
pemerintah ini berjalan sampai pertengahan Oktober, karena saat itu badan
legislatif harus menyepakati kenaikan pinjaman pemerintah federal.
- Apa selanjutnya ? Adakah jalan keluar dari shutdown?
Ekonom melihat ada beberapa cara keluar dari shutdown. Salah
satunya adalah kongres bisa saja meloloskan anggaran yang diminta pemerintah
tanpa mengotak-atik program atau UU biaya kesehatan yang lebih terjangkau. Di
mana, Senat dan Demokrat menerima perubahan Hukum Kesehatan. Dengan demikian
keduanya bisa meraih kesepakatan.
Banyak yang berpendapat, shutdown pada 1 Oktober ini tak
terlalu mengkhawatirkan. Namun, yang lebih menakutkan adalah ketika mendekati
pertengahan Oktober, saat pemerintah AS bisa gagal bayar atau default pada
sejumlah utang yang jatuh tempo.
Rabu (2/10) kemarin, Obama bertemu dengan sejumlah pemimpin
lembaga finansial besar di Wall Street, seperti JPMorgan Chase, Goldman Sachs,
dan Bank of America, untuk memperingatkan kemungkinan default, mendiskusikan
pagu utang dan isu ekonomi lainnya.
Kongres akan menghadapi batas waktu krusial pada 17 Oktober
nanti untuk meningkatkan plafon utang pemerintah sebesar US$ 16,7 triliun,
batas di mana pemerintah bisa menerbitkan utang baru untuk membayar sejumlah
tagihan.
Sebenarnya, Menteri Keuangan AS, Jack Lew sudah masuk pada
sebuah gagasan yang disebut dengan "Akuntansi Kreatif" untuk membayar
tagihan AS setelah pinjaman federal melampaui batas US$ 16,7 triliun pada Mei
lalu.
Sayangnya, pemerintah AS dan Partai Republik lagi-lagi
berdebat dan tak memiliki jalan keluar atas tambahan batas utang untuk
menghindari default.
Selama tiga tahun terakhir, plafon utang dijadikan sebagai
alat negosiasi Partai Republik untuk menjegal konsensi anggaran pemerintahan Obama.
Puncak drama terjadi pada Agustus 2011, ketika Standard
& Poor men-downgrade kelayakan utang AS untuk pertama kalinya di sepanjang
sejarah.
- Apakah dunia harus waspada?
Seketika, setelah shutdown berlaku, pasar saham global
jatuh. Dollar AS jatuh terhadap mata uang utama di dunia.
Namun, sejauh ini, pasar mulai merespon dampak shutdown itu
relatif lebih ringan. Dalam kasus apa pun, dampak shutdown kemungkinan besar
baru dirasakan secara bertahap.
Satu yang bisa menjadi pegangan pasar: Amerika Serikat,
sebagai negara Adi Daya tidak pernah gagal dalam membayar utang. Namun, jika
default tak bisa dihindari, dipastikan volatilitas pasar global yang sangat
ekstrem menghampiri semua lini, hingga apa yang terjadi kemungkinan besar di
luar perkiraan pasar.
- Obamacare, sumber perdebatan Republik Demokrat
Saat shutdown mulai berlaku, secara bersamaan Selasa (1/10)
waktu Washington, pemerintah AS merilis layanan publik baru dengan membuka
situs federal bertajuk heathcare.gov. Situs ini bisa diakses di 50 negara
bagian AS.
Melalui situs itu, rakyat AS yang belum memiliki asuransi
bisa mendaftarkan diri untuk memperoleh tunjangan asuransi dari pemerintah di
bawah payung Undang-Undang (UU) Perawatan Terjangkau dan Perlindungan Pasien
yang biasa disebut Obamacare.
Situs pendaftaran healthcare.gov menyediakan asuransi
kesehatan bersubsidi sesuai kemampuan negara dan memperluas cakupan medicaid
bagi warga miskin mulai 1 Januari 2014.
Tunjangan asuransi kesehatan yang diberikan pemerintah AS
itu, meliputi layanan kesehatan mental, kontrol kelahiran hingga perawatan
pencegahan.
Layanan baru itu terkait kebijakan reformasi program
asuransi dan perlindungan pasien, termasuk larangan diskriminasi berdasarkan
jenis kelamin dan riwayat kesehatan.
Kebijakan baru soal asuransi itu merupakan bagian dari
prestasi Obama, sejalan dengan diloloskannya program Obamacare pada tahun 2010.
Kebijakan itu merupakan reformasi kesehatan paling ambisius
sejak Medicare untuk warga AS diluncurkan pada tahun 1960. Reformasi ini
menawarkan asuransi kesehatan bagi sedikitnya 30 juta warga AS yang tidak
memiliki asuransi kesehatan.
Dalam reformasi kebijakan, Pemerintah AS juga mewajibkan
siapa pun yang tidak memiliki asuransi untuk membayar denda jika mereka
memutuskan untuk tidak membelinya.
- Sinyal kemenangan Obama
Pembukaan layanan baru program asuransi itu, sekaligus
menjadi sinyal kemenangan Obama dalam menerapkan kebijakan Obamacare yang
bertahun-tahun ditentang Partai Republik.
Bukan cuma itu. Pembukaan situs healthcare.gov seolah
memberikan bukti kepada Partai Republik, bahwa rakyat AS benar-benar
menginginkan program Obamacare.
"Selama saya Presiden, saya tidak akan menyerah pada
tuntutan aneh beberapa anggota Partai Republik untuk menolak asuransi kesehatan
yang terjangkau bagi jutaan pekerja keras Amerika," kata Obama di Gedung
Putih, Selasa (1/10).
Obama mengatakan, kebijakan pemerintah di sektor layanan
kesehatan merupakan pilihan “hidup atau mati” bagi rakyat AS.
“Puluhan ribu orang Amerika meninggal setiap tahun hanya
karena mereka tidak memiliki asuransi kesehatan,” tegas Presiden AS yang masa
kecilnya pernah tinggal di Indonesia itu.
Menurut Obama, saat ini, jutaan rakyat AS belum dilindungi
oleh asuransi kesehatan. Hal ini, membuat rakyat AS selalu dihantui ketakutan
terkena serangan penyakit.
“Jutaan rakyat hidup dengan ketakutan bahwa mereka akan
bangkrut jika mereka sakit . Dan hari ini, kita akan memulai membebaskan jutaan
rakyat dari rasa takut itu,” imbuh Obama.
Melalui situs healthcare.gov, sebanyak 7 juta warga AS
diperkirakan akan mendaftarkan diri menjadi peserta program asuransi kesehatan
Obamacare pada tahun 2014.
Sebanyak 8 juta warga juga diharapkan dapat menerima manfaat
kesehatan melalui perluasan program Medicaid pemerintah bagi masyarakat miskin.
Sedianya, pemerintah AS akan menerima aplikasi perlindungan
asuransi warga yang mendaftar melalui healthcare.gov hingga 31 Maret 2014.
- 2,8 juta orang kunjungi situs
Departemen Kesehatan dan Layanan AS mengklaim, sebanyak 2,8
juta orang mengunjungi situs healthcare.gov sejak dibuka kemarin malam (1/10).
Keputusan Obama untuk menarik simpati rakyat AS dengan
membuka pendaftaran perlindungan asuransi di situs tersebut, tentu saja,
membuat Partai Republik tidak happy.
Maklum, partai oposisi Pemerintahan Obama ini telah berjuang
selama berbulan-bulan untuk menunda atau menghentikan program Obamacare.
Bahkan, Partai Republik dengan tegas meminta syarat kepada
Pemerintah untuk menunda UU Perawatan Terjangkau sebagai imbalan persetujuan
proposal penyelamatan anggaran negara.
Persyaratan yang dianggap Partai Demokrat sebagai “rantai
belenggu” program Obamacare itu akhirnya memicu penghentian sementara
(shutdown) pemerintah federal pada Senin (30/9).
Partai Republik telah menyalahkan persyaratan dari program
Obamacare yang bisa mendorong biaya asuransi kesehatan untuk kalangan bisnis
dan individu.
“Apa yang saya inginkan adalah menjaga pemerintahan tetap
berjalan. Sebab, ada bahaya dari jutaan orang Amerika yang berisiko kehilangan
kesehatannya ketika menghadapi lonjakan premi asuransi,” kata Senator Texas Ted
Cruz, yang telah memimpin Partai Republik di Kongres untuk menggembosi regulasi
Obamacar dalam sebuah wawancara dengan CNN.
UU Perawatan Terjangkau dan Perlindungan Pasien memang telah
menjadi objek serangan Partai Republik secara intensif sejak beleid itu diteken
pada tahun 2010 .
- Perang kampanye program
Musuh Politik Obama mencoba “membunuh” UU tersebut dan gagal
menempuh upaya hukum di Mahkamah Agung AS. Pada 2012, Obama justru kembali terpilih
sebagai Presiden AS.
Padahal, kalangan anti Obamacare telah menghabiskan ratusan
juta dollar AS untuk mematikan program tersebut melalui kampanye iklan televisi
dan media lainnya.
Kini, melihat besarnya animo warga yang mendaftar di situs
healthcare.gov untuk mendapatkan tunjangan asuransi kesehatan, giliran
Pemerintahan Obama yang akan melancarkan kampanye.
Pejabat Federal mengklaim juga akan mengucurkan dana jutaan
dollar untuk menyosialisasikan calon penerima manfaat tunjangan asuransi melalui
televisi, Twitter, Facebook dan organisasi sosial, termasuk gereja.
Secara khusus, Pemerintah menargetkan menjaring kalangan
muda Amerika yang sehat, karena partisipasinya akan membantu meringankan biaya
penerima manfaat asuransi.
Kampanye iklan menargetkan para pria kulit hitam dan kaum
Hispanic AS berusia antara 18 hingga 35 tahun di kota-kota besar di Florida,
Texas, Illinois dan California.
“UU Perawatan Terjangkau akan terus bergerak maju. Dana
program sudah ada di tempat. Anda tidak dapat menutupnya,” kata Obama, seperti
memberi pesan kepada Partai Republik.
- Dampak shutdown terhadap Indonesia
Dampak langsung shutdown untuk Indonesia yang sedang
menyelenggarakan APEC di Bali terkonfirmasi hari ini.
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mendadak batal
datang pada pertemuan tingkat tinggi pemimpin APEC di Bali, Sabtu 5 Oktober
besok.
Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku
Faizasyah, mengatakan, Obama telah menelepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) pada Jumat (4/10), pagi tadi sekitar pukul 08.15 WIB, dan mengabarkan
pembatalan dirinya hadir di KTT APEC.
Bisa jadi, shutdown yang terjadi tak seringan yang
dibayangkan pasar. Sebab, konfirmasi ketidakhadiran Obama memang terkesan
mendadak. Sehari sebelumnya Gedung Putih masih memastikan kehadiran Obama di
Bali untuk mengikuti KTT APEC.
- Bank Indonesia waspada
Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral Indonesia pun tak
luput memantau perkembangan AS. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan,
BI akan melihat pengaruh shutdown pada dua sisi.
Pertama, dampak pada kinerja ekspor. Karena, shutdown ini
akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Amerika. Sehingga kinerja ekspor
seluruh negara termasuk Indonesia ke Amerika pun menjadi terpengaruh.
Kedua, dampak pada jalur keuangan seperti harga saham global
maupun suku bunga surat utang AS.
"Sehingga di jalur keuangan sejauh ini justru tidak
terlihat ada dampak yang signifikan. Meskipun begitu, BI akan terus memantau
perkembangan yang terjadi," tandas Perry.
Perry menjelaskan berdasarkan pemantauan BI, harga surat
utang AS mulai turun. Dengan penurunan ini, diharapkan arus modal masuk ke
Indonesia kembali berlanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar